Voldemort Origin of the Heir Movie Reviews
"At that place are some clues in the books which have not been transposed at all in the movies, simply a lot goes unspoken. This is the story we want to tell: the rising of the Nighttime Lord earlier Harry Potter and his start demise." -Tryangle Films
Adalah rahasia umum bahwa sequel Harry Potter dan teman-temannya membawa pengaruh yang sangat kuat di dunia susastra dunia. Pengaruhnya bahkan merambah ke dunia perfilman dunia dengan diadaptasinya keseluruhan serinya menjadi 8 film yang mana masing-masing picture show mengadaptasi satu episode buku (kecuali buku ketujuh yang diadaptasi menjadi dua bagian film yang bersambung).
Ada kecemasan di hati Potterheads, sebutan untuk penggemar sequel Harry Potter, bahwa mereka akan benar-benar berpisah dengan dunia sihir Hogwarts setelah difilmkannya buku ketujuh yang merupakan buku terakhir dari serial Harry Potter. Namun kecemasan tersebut diobati dengan diadaptasinya buku Fantastic Beasts and Where to Observe Them karangan J.K. Rowling yang menggunakan nama pena Newt Scamander ke dalam bentuk film yang kabarnya akan dibuat sebanyak lima buah.
Setelah dipuaskan dan dipertemukan kembali dengan dunia sihir ciptaan J.Yard. Rowling melalui film adaptasi buku Fantastic Beasts and Where to Discover Them yang tayang pertama kali pada akhir tahun 2016 kemarin, para Potterheads boleh bergembira lagi karena bulan Juni tahun 2017 muncul video official teaser trailer dari sebuah film yang dibuat 100% oleh penggemar Harry Potter dan diberi judul Voldemort: Origins of the Heir.
Kabar baik tersebut menuai respon positif daripotterheads seluruh dunia. Tidak perlu menunggu lama, official trailer terakhirnya kemudian diunggah di platform Youtube pada tanggal 1 Desember 2017 yang sampai artikel ini ditulis sudah ditonton oleh lebih dari 1 juta viewers dan mendapatkan 24 ribu respon positif melalui tombol similar.
Moving picture penuhnya sendiri baru saja diunggah pada tanggal thirteen Januari 2018 kemaren yang mana hingga artikel ini ditulis sudah ditonton oleh lebih dari 6 ribu orang hanya dalam waktu 3 hari. Film ini memang dinyatakan sebagai film non-turn a profit yang tidak berafiliasi sama sekali pada Warner Bros. maupun J.K. Rowling. Namun, dilansir dari abc,net, picture ini telah mendapatkan izin dari Warner Bros. sebagai pemegang lisensi resmi motion picture Harry Potter untuk diproduksi dengan syarat film ini bukanlah pic komersial. Motion-picture show ini disutradarai oleh Gianmaria Pezzato dan diproduseri oleh Stefano Prestia dengan nama perusahaan Tryangle Films.
Secara alur cerita, set waktu yang diambil untuk flick ini adalah masa ketika Tom Riddle memasuki tahun terakhirnya di Hogwarts yang berarti jauh setelah set waktu motion picture Fantastic Beasts and Where to Discover Them dan tak jauh sebelum set waktu sequel Harry Potter. Secara ringkasnya, film ini menceritakan latar belakang kenapa Tom Riddle memutuskan menjadi Voldemort dengan impian menjadi penyihir terkuat sepanjang sejarah.
Film ini dimulai dengan penyusupan yang dilakukan oleh Grisha McLaggen (Maddalena Orcali), seorang keturunan pendiri Hogwarts: Godric Gryffindor, terhadap sebuah markas Auror Rusia untuk merebut buku harian milik Tom Riddle yang diyakini telah dijadikan salah satu Horcrux – tempat menyimpan sebagian jiwa seseorang untuk mencegah kematian – oleh Tom Riddle.
Grisha yang menyusup seorang diri kemudian gagal dan tertangkap oleh para Auror Rusia dan kemudian diinterogasi oleh General Makarov (Alessio Dalla Costa) yang memimpin markas tersebut. Grisha dipaksa berkata jujur dengan menyutikkan ramuan Veritaserum dan kemudian menceritakan alasan nya menyusup beserta cerita masa mudanya yang memiliki hubungan dengan Tom Riddle. Cerita Grisha ini yang kemudian menampilkan tayangan-tayangan flashback yang dinarasikan oleh Grisha itu sendiri.
Secara premis cerita, film ini sangat menarik mengingat cukup krusialnya isu yang diangkat, yaitu 'apakah yang terjadi saat transisi Tom Riddle menjadi Voldemort?'. Moving-picture show ini juga cukup memuaskan mata dengan adegan permulaan pic berupa adu rapalan mantra dalam peperangan antar-tongkat tipikal dunia sihir Harry Potter.
Penonton otomatis akan langsung membandingkan efek visual yang dimunculkan dari adu mantra tersebut dengan efek visual garapan Warner Bros. Bukan karena efek visual yang dihasilkan moving picture ini buruk, malahan film ini menghasilkan efek yang cukup khas dan halus, namun lebih karena sangat berbeda jika keduanya dibandingkan.
Secara keseluruhan, film dengan durasi 52 menit ini bisa dikatakan cukup memuaskan mata dan juga rasa kangen para potterheads di dunia. Setidaknya, menjadi penghibur selagi menunggu dirilisnya film Fantastic Beasts: the Crimes of Grindelwald yang kabarnya ditargetkan akan tayang perdana pada bulan Nov 2018.
Buat kamu yang belum nonton motion-picture show not-komersil ini, bisa diakses melalui link ini.
whitfeldparsettern67.blogspot.com
Source: https://mariviu.com/review-film-voldemort-origins-of-the-heir/